Review Pias Scarab. Pias Scarab sebenarnya sebuah sepeda yang tidak tergolong ke jenis tertentu, desain mula mulanya memang untuk sepeda cyclo cross tapi dengan berbagai fleksibilitas yang ditanamkan di dalamnya, sepeda ini memenuhi syarat sebagai 1 sepeda bisa semua . Bisa dibuat jadi sepeda kota dengan mustache bar, keranjang depan. Bisa jadi sepeda balap (seperti yang saya lakukan), bisa jadi sepeda touring, bisa jadi fixed gear, bisa jadi sepeda cyclo cross, bisa jadi single speed, bisa jadi MTB. Yang tidak bisa dilakukan pada sepeda ini hanya dipasang suspensi dan rem selain disc brake.
Pada gambar disamping, seperti yang saya tulis di atas. Pias Scarab saya jadikan sepeda balap all weather. Sepeda ini dibuat dari bahan Chromoly 4130, ride quality nya empuk dan nyaman tapi tetap keras di bagian bottom bracket. Saya belum pernah coba Roubaix, tapi menurut saya sepeda ini bisa diadu tingkat kenyamanannya dengan Roubaix.
Pada perakitan kali ini saya pergunakan Shimano Sora 2013, murah, bagus, dan karena enak tidaknya sebuah gorupset bergantung pada mekanik yang nyetel saya pilih Giant Roxy / Sinar Bangka untuk penyetelan groupset nya. Dan hasilnya luar biasa, mantap dan presisi (selalu pilih mekanik yang tua, setelannya top abis). Seperti Shimano Sora 3400 saya dulu, setelah seminggu ada pergeseran B-tension, shifting jadi loncat loncat, tapi mudah, cukup setel saja B-tension di RD sekitar 1 putaran berlawanan arah jarum jam dan shifting kembali lancar.
Untuk disc brake saya pilih Tektro Lyra, karena murah cuma 500 ribu rupiah di Sumvelo dan termasuk disc brake road bike. Awas, jangan asal pilih disc brake karena ada perbedaan tarikan kabel rem antara sepeda balap dan MTB. Disc brake road sulit didapat di Indonesia ini dan kebetulan bmtbonline.com pun kehabisan stok (biasa selalu ada Hayes di sana tapi kali ini saya kehabisan dan mereka belum tahu kapan restock). Di pemasangannya pun harus hati hati, jangan tertukar antara depan dan belakang, ada perbedaan dudukan adapter IS (International Standard) to PM (Post Mount), saya tertukar pas pemasangan sehingga rem belakang nyangkut dan rem depan nggak optimal. Setelah terpasang, feel nya sama dengan caliper brake hanya saja tahan cuaca, sekarang saya lebih PD ngerem walau jalanan basah atau diguyur hujan.
Untuk wheelset saya pilih hub Strummer Pro, frame Pias Scarab ini mengikuti standard sepeda MTB untuk spacing hub nya (135 mm, kalo road cuma 130 mm), memang untuk disc brake, hub yg tersedia di pasaran hub MTB. Strummer Pro ini bunyinya nyaring kayak jangkrik kalau pas coasting, putarannya mulus. Untuk rims nya saya pilih Araya 700 DS yang memang untuk disc brake dan cocok buat cyclo cross. Ban saya pilih Schwalbe Marathon Racer yang katanya low rolling resistance dan reflective jadi lebih aman buat nyebrang jalan di pagi hari ataupun buat night ride. Awalnya saya mau pakai Maxxis Raze tapi karena stok sedang minim, saya pilih Schwalbe Marathon racer saja. Next time saya akan coba Maxxis Raze supaya bisa ikut main lumpur. Ban dalam pakai CST, karena murah, tapi dipakainya pun bagus. Saya sukses merusak 1 ban dalam karena dah lama nggak pasang ban dalam. Dalam pemakaiannya pun enak dan nyaman.
Saya bahas kelebihan frame nya dari sisi fiturnya ya:
- Chromoly 4130 membuat frame ini nyaman dikendarai, jauh lebih nyaman dari alumunium dan harganya jauh di bawah carbon. Bagus untuk yang mencari nyaman tapi low budget, kekurangan dari chromoly adalah harus lebih apik dalam merawat, selalu lap sampai kering setelah terguyur hujan.
- Adjustable rear drop out, ini fitur yang membuat frame ini fleksibel, bisa jadi single speed, bisa buat fixed gear. Rear drop out dan dudukan disc brake nya menyatu sehingga tidak ada masalah dalam memaju mundurkan, sayangnya dudukan fender nya masih ada di frame, efeknya kalau pakai fender harus dalam kondisi maju, kalau kondisi mundur full, ban bisa kena ke fender. Nah maju mundur ini berarti wheelbase bisa diadjust, yang mana untuk touring perlu wheelbase panjang untuk kestabilan tapi malah jadi gak bisa pakai fender. Pada saat ini masih saya setel mode cyclo cross di mana wheel base terpendek.
- Banyak lubang untuk pasang fender dan rack, baik di frame maupun di fork. Bagus buat touring, tapi ada hal yang perlu dipikirkan kembali oleh sang desainer yaitu kalau pakai disc brake, tidak semua lubang bisa dipakai karena terhalang oleh disc brake. Bahkan fender saya akhirnya saya akalin dengan menekuk nya. Mungkin kalau pakai fender yang mahal dan support disc brake beda ceritanya.
Singkat cerita saya puas memakai frame ini, ride quality nya meningkat jauh, saya biasa sprint tidak bisa lama kalau main di daerah Puri, sekarang bisa lebih lama karena nyaman. jalanan Puri yang tidak serata SCBD pun terasa nyaman, bahkan con block pun gak masalah. Sepeda ini cocok sekali buat mereka yang tinggal di kompleks ber con block seperti Pantai Indah Kapuk